Pertama kali dengar lagu ciptaan Rio Sablenk ini saat dibawakan oleh Nella Kharisma dalam album New Arista Vol. 2. Belakangan ada nama Happy Asmara dan Edot Arisna yang juga ikut membawakan lagu “Ngejur Ati”, yang berarti “menghancurkan hati” jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Selain musik dan kendang khas dangdut koplo yang asik buat goyang, ada pula bagian yang dibawakan ala rap hip hop, membuat nuansa lagunya jadi makin berwarna.
Liriknya sendiri cukup unik. Meski agak umum, yaitu tentang seorang istri yang ditinggal pergi oleh suaminya, tapi di lagu ini kepergian suaminya bukan karena hal klise — selingkuh dengan wanita lain yang lebih cantik atau kaya — melainkan karena sang suami-lah yang berubah menjadi kaya gara-gara bekerja menjadi TKI di luar negeri. Si istri hanya bisa berharap suaminya mau ingat dengan anaknya yang selama ini menanyakan keberadaannya dan kembali lagi bersama sebagai keluarga.
Berikut ini terjemahan lirik dan arti dari lagu “Ngejur Ati” dalam bahasa Indonesia. Beberapa bagian terjemahan lagu mungkin mengalami penyesuaian atau perubahan untuk mempermudah pemahaman mengenai arti lirik yang bersangkutan. Video klip dari beberapa versi penyanyi dapat disimak di bagian akhir artikel. Selamat bernyanyi!
opo ra kelingan, nalikane pamitan
apa tidak ingat di saat berpamitan
pamit karo aku, pamit karo anakmu
pamit denganku, pamit dengan anakmu
opo ra kelingan tangismu nang dadaku
apa tidak ingat tangismu di dadaku
ibarat dadi kedung, ora keno ditewu
ibarat menjadi lubuk, tidak bisa dikuras airnyajebul lali marang janji
tidak tahunya lupa dengan janji
nalikane budhal nang luar negeri
ketika pergi ke luar negeri
jebul cidro marang tresno
tidak tahunya ingkar dengan cinta
sing wis tak jogo nganti kowe teko
yang sudah ku jaga hingga kamu datangjanjimu palsu ra keno dikuku
janjimu palsu, tidak bisa dipegang
tresnomu cidro ra keno dijogo
cintamu ingkar, tidak bisa dijaga
suwi suwi njeput ajur dadi lembut
lama-lama terlepas, hancur jadi lembut
iso dadi bosok ngenteni endok blorok
bisa jadi busuk, menunggu ayam yang berbintik hitam putih bertelur
ra eling aku, elingo anakmu
tidak ingat aku, ingatlah anakmu
ben dino nangis, nakokne kabarmu
setiap hari menangis menanyakan kabarmu
ora nduwe ati, iso nganti lali
tidak punya hati, sampai bisa lupa
jangan karena harta lupa segalanyacukup semene tresnomu mung semene
cukup di sini, cintamu cukup sampai di sini
sak uwise kowe sugih nduwe sembarange
setelah kamu kaya (dan) punya segalanya
jaluk pisahan kowe njaluk pisahan
meminta berpisah, kamu meminta berpisah
tego-tegone kowe ngejur ati dalam penantian
tega-teganya kamu menghancurkan hati dalam penantianjanjimu palsu ra keno dikuku
janjimu palsu, tidak bisa dipegang
tresnomu cidro ra keno dijogo
cintamu ingkar, tidak bisa dijaga
suwi suwi njeput ajur dadi lembut
lama-lama terlepas, hancur jadi lembut
iso dadi bosok ngenteni endok blorok
bisa jadi busuk, menunggu ayam yang berbintik hitam putih bertelur
ra eling aku, elingo anakmu
tidak ingat aku, ingatlah anakmu
ben dino nangis, nakokne kabarmu
setiap hari menangis menanyakan kabarmu
ora nduwe ati, iso nganti lali
tidak punya hati, sampai bisa lupa
jangan karena harta lupa segalanyaopo ra kelingan, nalikane pamitan
apa tidak ingat di saat berpamitan
pamit karo aku, pamit karo anakmu
pamit denganku, pamit dengan anakmu
opo ra kelingan tangismu nang dadaku
apa tidak ingat tangismu di dadaku
ibarat dadi kedung, ora keno ditewu
ibarat menjadi lubuk, tidak bisa dikuras airnyajebul lali marang janji
tidak tahunya lupa dengan janji
nalikane budhal nang luar negeri
ketika pergi ke luar negeri
jebul cidro marang tresno
tidak tahunya ingkar dengan cinta
sing wis tak jogo nganti kowe teko
yang sudah ku jaga hingga kamu datangjanjimu palsu ra keno dikuku
janjimu palsu, tidak bisa dipegang
tresnomu cidro ra keno dijogo
cintamu ingkar, tidak bisa dijaga
suwi suwi njeput ajur dadi lembut
lama-lama terlepas, hancur jadi lembut
iso dadi bosok ngenteni endok blorok
bisa jadi busuk, menunggu ayam yang berbintik hitam putih bertelur
ra eling aku, elingo anakmu
tidak ingat aku, ingatlah anakmu
ben dino nangis, nakokne kabarmu
setiap hari menangis menanyakan kabarmu
ora nduwe ati, iso nganti lali
tidak punya hati, sampai bisa lupa
jangan karena harta lupa segalanyacukup semene tresnomu mung semene
cukup di sini, cintamu cukup sampai di sini
sak uwise kowe sugih nduwe sembarange
setelah kamu kaya (dan) punya segalanya
jaluk pisahan kowe njaluk pisahan
meminta berpisah, kamu meminta berpisah
tego-tegone kowe ngejur ati dalam penantian
tega-teganya kamu menghancurkan hati dalam penantian
Catatan: ada satu bagian berbahasa Jawa yang belum ikut diterjemahkan, yaitu kata ‘ditewu’. Pun begitu, keseluruhan makna lagunya sendiri masih dapat dimengerti meski bagian tersebut tidak ikut diterjemahkan.
Video klip versi Nella Kharisma:
Versi Happy Asmara:
Versi Deviana Safara:
Oke, kami tidak menyediakan link download MP3-nya ya. Silahkan cari di Google atau di situs-situs sebelah 🙂
Saya termasuk penggemar lagu ini, melodinya asik didengarkan. Mungkin pendapat saya bisa salah tapi, saya coba untuk tetap menyampaikan biar gak nganjel ning pikiran ^_^
Pada lirik.. Opo ra kelingan tangismu nang dadaku..ibarat dadi gedung ora keno ditewu…
Saya lebih condong ke.. Ibarat dadi kedung, ora keno ditewu..
Kedung menurut pendapat saya adalah suatu daerah yang dalam yang berada di sungai. Ditewu berarti dikuras airnya
Dan itu lebih selaras dengan lirik sebelumnya yang berarti..menangis hingga air matanya jatuh deras seolah-olah menjadi kedung atau bagian sungai yang dalam yang tak bisa dikuras airnya. Sekian reply dari saya. Mohon maaf bila ada kesalahannya.. Salam dangdut
terima kasih masukannya, lirik dan terjemahan sudah diperbaiki. Saya kebetulan memang kurang tahu arti kata tewu, jadi hanya bisa mengira-ngira liriknya pada bagian itu 🙂