“Resurrection” adalah film psikologis thriller yang ditulis dan disutradarai oleh Andrew Semans.
Tayang perdana pada ajang Sundance Film Festival 2022, film ini banyak dipuji atas akting Rebecca Hall yang dianggap nyaris sempurna.
Alurnya mengenai seorang wanita bernama Margaret yang diteror oleh mantan pacarnya yang hobi melakukan kekerasan.
Lantas seperti apakah ceritanya? Layakkah untuk ditonton?
Simak yuk alur cerita film Resurrection beserta review singkatnya di bawah ini untuk tahu jawabannya.
Sekilas Tentang
Kehidupan Margaret teratur. Dia mampu, disiplin, dan sukses. Semuanya terkendali.
Begitulah, sampai David kembali, membawa kengerian masa lalu Margaret.
Tanggal Rilis: 29 Juli 2022
Durasi: 1 jam 43 menit
Sutradara: Andrew Semans
Produser: Tory Lenosky, Alex Scharfman, Drew Houpt, Lars Knudsen, Tim Headington, Lia Buman
Penulis Naskah: Andrew Semans
Produksi: Tango Entertainment, Secret Engine, Square Peg, Rosetory
Distribusi: IFC Films, Shudder
Negara: Amerika Serikat
Pemain: Rebecca Hall, Grace Kaufman, Michael Esper, Tim Roth
Sinopsis / Alur Cerita Resurrection
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!
Margaret (diperankan oleh Rebecca Hall) adalah seorang pebisnis wanita yang sukses di New York.
Ia tinggal bersama putrinya, Abbie (diperankan oleh Grace Kaufman), yang sudah berusia remaja.
Saat ini Margaret menjalin hubungan rahasia dengan Peter (diperankan oleh Michael Esper), rekan kerjanya yang sudah menikah.
Suatu pagi, Abbie mengaku menemukan sebuah gigi di dompetnya.
Walau Abbie tidak menganggapnya serius, Margaret tetap mengingatkan Abbie untuk berhati-hati.
Malamnya, saat tengah asyik berhubungan intim dengan Peter, Margaret sama sekali tidak mendengar panggilan telpon dari Abbie.
Belakangan ia baru tahu Abbie mengalami kecelakaan sepeda bersama sahabatnya, Lucy.
Meski tidak sampai dirawat inap, bekas luka Abbie terlihat cukup besar.
Dalam sebuah konferensi bisnis, Margaret melihat mantan pacarnya yang kejam, David (diperankan oleh Tim Roth), ada di sana.
Trauma dengan kejadian masa lalu, Margaret panik dan buru-buru pulang ke rumah untuk mengecek kondisi Abbie.
Pun begitu, setelah tahu Abbie baik-baik saja, Margaret tidak mau mengaku tentang David.
Kendati demikian, Margaret lalu melarang Abbie untuk pergi menemui Lucy.
Abbie kesal namun menuruti kata-kata ibunya.
Malamnya, Margaret sempat bermimpi menemukan seorang bayi di dalam oven dapurnya.
Saat hendak berbelanja bersama Abbie, Margaret melihat sosok David di toko yang sama.
Kembali panik, Margaret langsung mengajak Abbie untuk pulang tanpa mau memberi penjelasan.
Sesampainya di rumah, Abbie mengurung diri di kamar. Ia takut dengan perilaku ibunya yang dianggap sudah mulai tidak wajar.
Overthinking soal David, Margaret menjadi tidak fokus dalam bekerja.
Mencoba menenangkan diri di taman, ia justru bertemu dengan David.
Alih-alih kabur, kali ini Margaret mengonfrontasi David. Ia meminta David untuk menjauh dari dirinya dan juga Abbie.
David merespon dengan menyatakan Ben ada bersamanya. Di dalam perutnya.
Melihat ada satu gigi David yang hilang, belakangan Margaret mencoba melaporkan David ke polisi.
Kendati demikian, karena tidak ada bukti bahwa David sudah meneror Margaret, polisi tidak bisa berbuat apa-apa.
Margaret pun lalu mengganti kunci pintu di rumahnya serta membeli sebuah pistol untuk berjaga-jaga.
Galau, Margaret curhat pada Gwyn (diperankan oleh Angela Wong Carbone), pekerja magang di kantornya, mengenai masa lalunya dengan David.
Sejak berpacaran, rupanya David sudah acap bertindak kasar pada Margaret.
Masih berusia 18 tahun, Margaret pasrah menerima. Ia mengira David adalah cinta sejatinya.
Hingga kemudian ia melahirkan seorang bayi laki-laki bernama Benjamin.
Perhatian Margaret pada Benjamin membuat David cemburu.
Suatu hari, Margaret pulang dan mendapati Benjamin sudah tidak ada. Hanya tersisa dua jari tangannya saja.
Lebih mengejutkan lagi, David mengaku sudah memakan Benjamin. Dan sekarang Benjamin ada di dalam perutnya. Masih hidup dan bernyawa.
Sempat mencoba bertahan, beberapa bulan kemudian Margaret akhirnya kabur meninggalkan David.
Gwyn malah kebingungan mendengarnya. Ia tidak tahu apakah cerita Margaret itu nyata atau hanya ujian baginya agar diterima menjadi karyawan tetap.
Margaret berhasil melacak hotel tempat David menginap.
Ia membuntutinya ke sebuah rumah makan lalu kembali mengonfrontasinya.
David merespon dengan mengingatkan bahwa Ben masih ada di dalam perutnya.
Ia bahkan bisa membunuhnya kapan saja jika ia mau.
David pun balik mengancam Margaret. Ia meminta Margaret untuk gantang dengan berjalan kaki. Tanpa menggunakan alas kaki.
Jika Margaret melakukannya, David berjanji akan memberikan hadiah.
Secara tersirat, David juga menyatakan kecelakaan sepeda yang dialami Abbie adalah ulahnya.
Setelah sengaja memberikan nomer kamarnya, David pergi meninggalkan Margaret.
Belakangan, Margaret terlihat melakukan apa yang diminta oleh David.
Margaret menyelinap ke kamar hotel David yang anehnya tidak dikunci.
Di dalam lemari ia menemukan selimut bayi milik Ben.
Dipergoki oleh pemilik hotel, Margaret langsung kabur dengan membawa selimut tersebut.
Usai bermimpi tentang Ben, esok harinya Margaret terbangun dan mendapati air susunya keluar.
Sebelum pergi ke kantor, Margaret memberitahu Abbie untuk mengabarinya setiap saat.
Hal itu justru membuat Abbie makin khawatir terhadap kondisi ibunya.
Berhari-hari Margaret bolos kantor dan memilih untuk membuntuti David.
Ia diam-diam mengatur rencana untuk membunuhnya.
Mengetahui hal itu, Abbie yang sebenarnya tahu mengenai hubungan ibunya dengan Peter lalu menghubungi Peter dan meminta bantuannya.
Sudah kadung terobsesi, Margaret malah mengusir Peter dan memarahi Abbie.
Abbie meminta ibunya untuk berhenti bertindak paranoid. Ia mengaku tidak lagi merasa aman tinggal bersamanya dan akan pergi jika Margaret terus-terusan bertindak sedemikian rupa.
Margaret berjanji akan menyelesaikan urusannya secepat mungkin.
Margaret berusaha membunuh David di taman sesuai rencana yang sudah ia atur.
Dengan mudah David menggagalkannya.
Ia mencoba mempengaruhi Margaret bahwa Ben di dalam perutnya menangis melihat ulah Margaret.
Tak disangka, Margaret ternyata benar-benar mendengar suara tangisan Ben.
Sebagai balasan atas aksi Margaret, David memerintahkan Margaret untuk melakukan yoga di tempat tersebut hingga subuh setiap hari.
Walau kesal dan berusaha menolak Ben benar-benar masih hidup, lagi-lagi Margaret melakukannya.
Tidak tahan lagi dengan ulah ibunya, Abbie memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah.
Margaret mencoba mencegahnya namun gagal.
Melihat Peter ada tidak jauh dari sana, Margaret justru melampiaskan emosinya dengan menghajar Peter.
David menemui Margaret di kantor.
Ia meminta Margaret untuk datang ke kamar hotelnya nanti malam.
Margaret melakukannya.
Sebelum pergi, Margaret membuat sebuah rekaman video berisi pesan untuk Abbie.
Ia juga meninggalkan sebuah surat perpisahan kepadanya.
Beberapa waktu kemudian, Margaret tiba di kamar hotel David.
Di sana, David mempersilahkan Margaret untuk memegang perutnya dan merasakan gerakan Ben di dalamnya.
Margaret ternyata benar-benar merasakannya.
David menegaskan bahwa Ben butuh kehadiran ibunya kembali.
Margaret yang selama ini merasa bersalah terhadap apa yang sudah menimpa Ben lalu menyerang David dengan pisau yang ia sembunyikan di balik bajunya.
Setelah berhasil melumpuhkan David dan mengikatnya di ranjang, lalu merobek perut David.
David tewas. Sedang Margaret sendiri menemukan bayi Ben yang masih bernafas di dalam perut David.
Dengan bahagia Margaret memeluk bayi Ben.
Penutup
Itu tadi sinopsis atau alur cerita dari film Resurrection. Yang memang benar menyuguhkan pertunjukan akting yang cemerlang dari Rebecca Hall.
Aksi paranoidnya sukses membuat saya ikut kesal terhadapnya.
Berbeda dengan film sejenis, “Resurrection” tidak banyak menghadirkan adegan halusinasi. Hanya sekali. Itu pun dalam bentuk mimpi.
Walau cara mudah untuk menegaskan tentang kegilaan yang dialami tokoh utama, adegan halusinasi tidak jarang membuat penonton jadi makin bingung memahami jalan cerita.
Sebagai film psikologis, tentu saja ada kalanya alur berjalan lambat untuk membangun ketegangan.
Tidak bisa dipungkiri ada beberapa momen dimana saya merasa bosan saat hal itu terjadi.
Pun begitu, secara keseluruhan ini adalah sebuah sajian yang berkualitas dan berada di atas rata-rata film bergenre serupa. Layak untuk ditonton.
Film “Resurrection” ini bisa ditonton secara streaming melalui layanan Shudder.
Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi
Oke, kami tidak menyediakan link download MP3-nya ya. Silahkan cari di Google atau di situs-situs sebelah 🙂